Mario Vargas Llosa, penulis Amerika Latin berkebangsaan Peru saat menyampaikan pidato kemenangannya atas penghargaan sastra bergensi di Venezuela tahun 1967, ia menyampaikan deskripsinya tentang sastra. Bahwa sastra memiliki sumbangsih bagi pembangunan kemanusiaan, mencegah stagnasi spiritual, rasa puas diri, kejumudan, kelumpuhan, kemerosotan intelektual, atau moral. Misi sastra adalah untuk membangkitkan, menganggu, menggelisahkan untuk membuat manusia berada dalam kondisi ketidakpuasan konstan terhadap dirinya sendiri. Sementara Fungsi sastra adalah untuk mendorong tanpa kenal henti, hasrat akan perbaikan dan perubahan. Sekalipun diperlukan senjata-senjata tertajam guna menunaikan tugas ini. Semakin kritis tulisan-tulisan seorang penulis menentang negaranya, makin intens gairah yang mengikat dia ke negara tersebut. Sebab dalam ranah sastra, kekerasan adalah bukti cinta.
Sejatinya sastra bagi saya adalah imajinasi tanpa batas tentang keresahan yang mendalam. Seperti keresahan Eric Arthur Blair melalui nama penanya George Orwell, ia mengajak pembacanya menyelami keresahan yang mendalam dengan imajinasi yang tak terduga, lewat dunia binatang ia menggambarkan sebuah sistem kehidupan yang otoriter dan buas kekuasaan. Ia mengistilahkannya sebagai Binatangisme dalam sebuah cerita runut yang ia beri judul Animal Farm.
Animal Farm menjadi novel tercepat yang pernah saya selesaikan sejauh ini, hanya butuh waktu semalaman. Ketika membaca halaman pertama, rasanya saya tak ingin berhenti sebelum menyelesaikannya. Animal Farm ditulis Orwell ketika perang dunia II sedang bergejolak di tahun 1945. Bayangkan dan renungkan, bagaimana Orwell menulis novel alegori politik di saat perang sedang berkecamuk. How amazing. Orwell mengkritik totaliterisme Uni Soviet di mana kebebasan berekspresi dibatasi dan kemudian mengantarkannya meraih penghargaan Retro Hugo Award (1996) dan Promotheus Hall of Frame Award (2011) sebagai novela terbaik dan melejitkan namanya sebagai salah satu penulis sastra terbaik di dunia.
Novel yang berisi 142 halaman ini saya selesaikan di penghujung akhir tahun 2018 setelah 73 tahun sejak ditulis pertama kali oleh Orwell dan 3 tahun setelah diterjemahkan Bakdi Soemanto dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Apakah terlambat? sangat terlambat tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Cerita dalam novel ini mirip dongeng pengantar sebelum tidur namun dikemas dalam bentuk satir dan fable. Untuk seseorang yang memberikan novel ini, saya ucapkan banyak terima kasih. Tapi akhir-akhir ini kenapa kamu jadi pelit novel ? ah kok jadi curhat.
Kondisi Perang Dunia II yang membuat banyak orang menderita dianalogikan oleh Orwell dalam bentuk dunia binatang (Animal Farm : Peternakan Binatang). Kisah ini dimulai ketika babi tua Willingdon si Cantik atau yang lebih akrab disapa si Tua Major mengalami mimpi aneh pada malam sebelum Pak Jones, pemilik Peternakan Manor mabuk berat sehingga lupa menutup masuk lubang keluar-masuk ayam. Karena mimpi anehnya, Si Tua Major memutuskan untuk mengumpulkan seluruh binatang di Peternakan Manor untuk menyampaikan mimpinya sebelum ia mati. Setelah semua binatang berkumpul, Si Tua Major membuka pidatonya:
“Kamerad, apa sih sifat kehidupan kita ? mari kita hadapi : hidup kita ini sengsara, penuh kerja keras, dan pendek. Kita lahir, kita diberi begitu banyak makanan, sehingga menjaga napas dalam tubuh kita, dan di antara kita yang mampu dipaksa kerja dengan penuh kekuatan sampai atom terakhir kekuatan kita; dan segera setelah kegunaan kita berakhir, kita disembelih dengan cara yang keji.” (Hal. 5)
… “Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengkonsumsi tanpa menghasilkan. Namun ia adalah penguasa atas semua binatang. Manusia menyeru binatang bekerja, manusia mengembalikan seminimal mungkin hanya untuk menjaga supaya binatang tidak kelaparan, sisanya untuk manusia sendiri. Tenaga kami untuk membajak tanah, kotoran kami untuk menyuburkan tanah, tetapi tak satupun dari kami memiliki tanah seluas kulit kami” (Hal. 6).
Dalam sambutannya, Si Tua Major percaya bahwa para binatang bisa merasakan kesejahteraan tanpa ada manusia sekalipun. Bahwa semua kejahatan dalam hidup yang dilakukan oleh tirani manusia harus diakhiri dan caranya adalah dengan melakukan pemberontakan. Maka merekapun merencanakan kudeta dengan dua ekor babi bernama Snowball dan Napoloen sebagai pemimpinnya. Di bulan Juni saat Pak Jones tidak memberi pakan ternak, meletuslah pemberontakan tersebut. Ketidakadilan yang mereka dapatkan selama ini membuat kemarahan mereka meluap-luap sehingga situasi sudah di luar kendali. Akhirnya, Pak Jones beserta orang-orangnya memilih melarikan diri. Sorak-sorai para binatang yang bahagia atas kemenangan mereka melawan manusia terdengar di seluruh areal peternakan. Peternakan Manor kemudian diubah namanya menjadi Peternakan Binatang dan semua binatang harus mematuhi 7 perintah yang telah disepakati sebagai pedoman hidup peternakan.
Para binatang mulai bekerja menggantikan manusia. Para babi yang dikenal cerdas selalu memiliki solusi terhadap setiap permasalahan yang membelit para binatang. Para babi sebagai pengawas dan pengarah yang mengantarkan mereka menjadi pemimpin sedang binatang lainnnya harus melakukan pekerjaan berat. Setelah menguasai peternakan, kondisi kehidupan mereka jauh lebih sejahtera dibandingkan saat diurus oleh Pak Jones. Namun seiring berjalannya waktu, dua pemimpin peternakan binatang, Snowball dan Napoleon terlibat perang dingin dan menciptakan dua kubu di antara para binatang. Karena kepiawaiannya berpidato, Snowball sering memenangkan dukungan mayoritas pada saat rapat, tetapi pada waktu tertentu Napoleon lebih lihai mendapatkan dukungan. Karena kepopuleran Snowball membuat Napoleon melakukan kudeta dengan menyuruh anjing-anjing peliharaannya menerjang Snowball hingga membuatnya lari keluar dari peternakan binatang. Sejak saat itu Napoleon menjadi satu-satunya pemimpin.
Setelah berhasil mengusir Snowball, Napoleon mulai memperlihatkan kebusukan dan kediktatorannya. Tujuh perintah binantang sebagai simbol pembebasan yang seharusnya dipatuhi malah dilanggar dan dengan bantuan biri-biri sebagai pengikut setianya, setiap pelanggaran akan selalu benar jika dilakukan oleh Napoleon. Bahkan manusia yang selama ini menjadi musuh bebuyutan binatang malah menjalin kersama dengan Napoleon. Tumpukan kayu milik Pak Jones dijual oleh Napoleon kepada manusia untuk mewujudkan salah satu keinginannya : membeli alkohol yang semuanya bertentangan dengan tujuh perintah. Para binatangpun tidak bisa berbuat banyak karena siapapun yang menentang maka mereka akan dibunuh.
Novel ini memberikan edukasi politik dan setelah membacanya, pikiran saya melayang membayangkan kehidupan di era sebelum reformasi ketika Sang Jendral berkuasa dengan sistem pemerintahannya yang totaliter. Kehidupan berpolitik yang penuh akal busuk dengan sistem totaliternya menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan. Kebebasan berpendapat yang dibatasi, pemberontak dan penghianat disingkirkan bahkan dibunuh, semuanya demi kelanggengan kekuasaan sang penguasa. Di banyak literatur dan review, Si Tua Major dianggap sebagai Marx yang terkenal akan ide komunismenya, Snowball sebagai Lenin (pendiri gerakan komunis) yang diusir oleh Stalin dan Napoleon sebagai Stalin yang merupakan kepala Negara Uni Soviet sekaligus dictator penyebab pecahnya revolusi Rusia. Karena novel ini dibuat oleh Orwell sebagai sindiran atas sistem politik pemeritahan yang penuh kediktatoran, maka membaca novel ini bisa memberikan gambaran terkait kehidupan Uni Soviet kala itu. Kalau di Indonesia, mungkin Snowball diperankan oleh Soekarno dan Napoleon sebagai Soeharto. upzz.
Cerita dalam novel ini sesuai dengan realitas yang terjadi dewasa ini, tentang ilusi kekuasaan. Di mana revolusi tidak serta merta membuat tatanan kehidupan menjadi lebih baik, bahkan jauh lebih buruk dari sebelumnya. Bahwa kekuasaan mampu memabukkan dan menghancurkan cita-cita perjuangan yang sebelumnya disepakati bersama. Dan sebagai penutup, saya ingin mengutip salah satu pernyataan yang menarik.
“Tidak ada pertanyaan lagi sekarang, apa yang telah terjadi dengan wajah para babi itu. Makhluk-makhluk di luar memandang dari babi ke manusia dan dari manusia ke babi lagi. Tetapi mustahil menemukan mana yang satu dan mana yang lain”.
Babi adalah hewan tercerdas dan karena kecerdasaannya, dan dalam novel ini babi menggunakan kepintarannya untuk menguras tenaga dan pikiran para binatang. Dan semoga saja para calon wakil rakyat yang akan bertarung pada pesta demokrasi di bulan April nantinya tidak memiliki kebusukan seperti babi yang hanya fokus pada kekuasaan tanpa memperhatikan tugas sejatinya sebagai wakil rakyat. Datang dengan semangat revolusi, hendak memperbaiki tatanan hidup yang lebih baik, tetapi saat terpilih dan berkuasa, ia berubah menjadi babi Napoleon, bahkan lebih busuk dari babi hutan di dalam kubangan lumpur penuh kotoran. Sekian !!!
Discussion about this post