Iron Man ikut terlibat dalam pembangunan sebuah perusahaan teknologi industri di Morowali, tepatnya di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Sulawesi Tengah. Iron Man di sini bukanlah tokoh fiktif superhero yang diperankan oleh Robert Downy JR, aktor Hollywood berkarisma asal Amerika. Iron Man adalah julukan Engineer dan Entrepreneur genius kelahiran Afrika Selatan bernama Elon Musk.
Elon Musk merupakan salah satu pengusaha Amerika terkaya di dunia dengan total kekayaan mencapai 20,1 miliar dolar AS. Ia merupakan pendiri sekaligus pemilik salah satu perusahaan teknologi terbesar di Amerika yaitu Tesla dan Space X. Perusahaan Tesla merupakan perusahaan yang memproduksi mobil listrik, sedangkan Space X adalah perusahaan transportasi luar angkasa.
Saat ini Tesla milik Iron Man tersebut ikut dalam kongsi saham mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp. 55,7 triliun pada pembangunan pabrik bahan baku baterai lithium di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah.
Selain Tesla, ikut pula CATL (Contemporary Amperex Technology) yang berkongsi dengan LG, Volkswagen, hingga perusahaan otomotif raksasa seperti Mercedes, pada saham proyek pabrik bahan baku baterai lithium.
Ketertarikan banyak perusahaan bergabung dalam membangun pabrik bahan baku baterai lithium ini karena Indonesia memiliki potensi besar. Apalagi, pembangunan pabrik ini medukung proyeksi jangka panjang pemerintah Indonesia dalam pengembangan mobil listrik di tanah air.
Sejak awal tahun 2019, Pemerintah mulai menggodok aturan penggunaan mobil listrik di Indonesia. Dikutip dari Detik Finance, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi, telah mengadakan rapat khusus membahas proyek ini untuk kemudian disahkan oleh presiden Jokowi sebagai peraturan presiden.
Moeldoko menjelaskan bahwa rapat yang dilakukannya dengan Luhut membahas mengenai aturan insentif mobil listrik. Selain itu Moeldoko juga mengatakan akan membahas mengenai persiapan pabrik baterai listrik di Morowali.
“Ini mungkin sudah mendekati final ya, ini masalah insentif, muatan lokal. Kemarin kan sudah penyiapan untuk material untuk baterainya, yang pabrik di Morowali, ya kesiapan kita untuk menuju pabrik baterai pokoknya,” ungkap Moeldoko.
Sama dengan Moeldoko, Airlangga juga mengatakan akan membahas lebih lanjut mengenai insentif mobil listrik. Airlangga sendiri menyatakan pihaknya sedang menunggu rekomendasi dari DPR mengenai kebijakan fiskal untuk insentif tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek pembangunan pabrik baterai litium di Morowali ini direncakan akan selesai dalam waktu 3 tahun ke depan.
“Saya kira tiga tahun ke depan sudah jadi tuh, mungkin lebih cepat” kata Luhut dikutip dari Antara News.
Morowali saat ini bukan lagi kabupaten ecek-ecek yang hanya dikenal sebagai kawasan pemasok rotan atau damar saja. Daerah ini kini telah berubah menjadi kawasan industri raksasa. Tahun 2016 kawasan industri nikel di Morowali ditetapkan sebagai proyek strategis nasional, seperti tertuang dalam Peraturan Presiden No. 3/2016.
Discussion about this post