Dalam lima tahun terakhir, Kabupaten Morowali menjadi salah satu wilayah yang disorot secara nasional karena perekonomiannya yang mengalami pertumbuhan signifikan setiap tahunnya. Bahkan kabupaten yang terletak diujung Sulawesi Tengah ini pernah menduduki peringkat pertama sebagai wilayah level kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Indonesia tahun 2018 hingga 2020.
Dari data yang dirilis oleh BPS Kabupaten Morowali, di masa pandemi covid-19 tahun 2020, ekonomi Kabupaten Morowali mampu bertahan dengan pertumbuhan positif sebesar 28,51 persen, tahun di mana hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan ekonomi negatif).
Beralih ke tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Morowali adalah sebesar 25,31 persen, sedikit melambat dari tahun sebelumnya. Dimana nilai total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku berkisar Rp 98,78 triliun Rupiah. Share terbesar dalam PDRB ini bila dilihat dari sisi lapangan usaha didominasi oleh 3 sektor lapangan usaha yaitu industri pengolahan, pertambangan dan konstruksi. Sedangkan bila dilihat dari sisi pengeluaran, PDRB Morowali didominasi oleh 3 kategori yaitu ekspor, impor dan PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto). Semua peningkatan nilai tambah bruto ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas pertambangan dan industri besar khususnya industri logam dasar.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pertambangan dan industri besar adalah penopang ekonomi di Kabupaten Morowali. Jika dilihat dari kacamata makro-ekonomi, perusahaan-perusahaan tambang yang mulai aktif beroperasi sejak tahun 2007 telah membawa dampak positif yang signifikan. Sebagai contoh apabila share sektor lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan khususnya logam dasar dikeluarkan dari PDRB, maka nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2021 Morowali hanya berkisar Rp 12 triliun atau hanya sekitar 12 persen dari total PDRB yang sebenarnya. Artinya sekitar 88 persen kontribusi “tambang” terhadap perekonomian Kabupaten Morowali. Nah, bagaimana dengan kontribusi tambang terhadap PDRB di tahun 2022? Mari kita nantikan rilisnya di bulan Maret.
Menarik, karena setiap tahunnya perusahaan-perusahaan tambang terus berkembang dan banyak investor yang berdatangan menanamkan modalnya. Berdasarkan data realisasi PMA dan PMDN tahun 2021, investasi untuk pertambangan dan industri logam dasar di kabupaten Morowali mencapai 1,59 miliar US dollar atau sekitar Rp 24,62 triliun (kurs Rp 15.500).
Investasi Pertambangan dan industri logam dasar ini berkontribusi sekitar 80,6 persen terhadap total investasi seluruh sektor lapangan usaha di tahun 2021. Secara kumulatif, total investasi untuk pertambangan dan industri logam dasar dari tahun 2010 hingga 2021 telah mencapai 8,83 miliar US dollar atau sekitar Rp 129,9 triliun (kurs Rp. 15.500).
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hanya “tambang” yang bisa diandalkan di Kabupaten Morowali? Mari kita lihat kembali kondisi perekonomian lima belas tahun yang lalu sebelum adanya aktivitas pertambangan yakni tahun 2006. Saat itu, Kabupaten Morowali Utara masih bergabung dengan Kabupaten Morowali. Nilai total PDRB atas dasar harga berlaku di tahun tersebut adalah sebesar Rp 1,72 triliun. Kontributor terbesar yang menyumbang setengah dari nilai total PDRB yaitu sebesar Rp 879 miliar adalah Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
Bisa dikatakan sebelum adanya aktivitas pertambangan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan adalah sektor unggulan. Akan tetapi di tahun 2021, sektor tersebut hanya mampu berkontribusi sebesar 2,17 persen dari total nilai PDRB. Masih bisakah sektor pertanian dan kawan-kawannya mengulang kembali kejayaannya seperti lima belas tahun yang lalu? Tentu untuk menjawabnya membutuhkan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Seperti investasi pada sektor lapangan usaha pertambangan dan industri logam dasar yang mampu mendongkrak perekonomian Kabupaten Morowali, harapannya kedepan Pemerintah bisa mengoptimalkan investasi pada sektor lapangan usaha lainnya, khususnya sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang masih memiliki potensi ekonomi yang besar di Kabupaten Morowali.
*Penulis adalah Statistisi Ahli Pertama Kabupaten Morowali
Discussion about this post