Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Morowali menggelar acara pementasan budaya dan tradisi Etnis Tobungku di Taman Kuliner Fonuasingko, Bungku Tengah, Sabtu (27/3). Mengusung tema “Pentas Budaya : Cerita Rakyat dan Tradisi yang hilang”, pentas budaya dan tradisi tersebut menampilkan beragam atraksi seni dan budaya seperti pentas legenda Mateantina, musik karambangan, tari kreasi, tari tolak bala, tari persembahan, tari Luminda, mojai, kontau, rebana, dan ndengu-ndengu.
Selain itu, permainan tradisional seperti gasing, batu-batu kamina, engrang, dan sederet permainan tradisional lainnya juga turut meramaikan acara.
Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut turut dihadiri oleh Koordinator Program, Evaluasi, dan PPKD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Yenny Lasmawaty. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi acara pentas budaya dan tradisi itu demi menjaga kearifan lokal setempat.
“Langkah Dinas Kebudayaan dan Pendidikan Morowali ini merupakan upaya mempertahankan eksistensi kebudayaan di tengah gempuran modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini,” ujarnya.
Pementasan berbagai atraksi budaya ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morowali bekerja sama dengan Karang Taruna Mendui, Karang Taruna Lamberea, Karang Taruna Matansala, Sanggar Seni Kontau Balaba, Sanggar Utari, Rebanna Desa Ipi, dan Karambangan-mojai dari Desa bente dan Kelurahan lamberea.
Ketua Panitia, Ala mengatakan kegiatan Pentas Budaya tersebut dilakukan sebagai langkah awal untuk mempromosikan kebudayaan etnis Tobungku dan sekaligus menjadi media informasi yang mendidik bagi generasi muda.
“Saya berharap adik-adik, pengunjung, dan warga pendatang di Kabupaten Morowali sadar bahwasanya Kabupaten Morowali terkhusus etnis Tobungku memiliki seni dan budaya tersendiri yang harus dilestarikan, dan kita sebagai orang Bungku harus bangga akan hal tersebut” ujarnya kepada Kamputo.com usai acara.
Discussion about this post