Rona muka bahagia terpancar jelas dari kontingen asal Kabupaten Poso dan Donggala setelah berhasil tampil pada acara pentas seni budaya yang digelar di halaman kantor Bupati Morowali, Jumat (26/11). Acara tersebut diprakarsai oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Morowali setelah adanya kejadian nahas yang dialami oleh kedua kontingen pada perhelatan Sombori Tourism Festival 2021.
Mulanya, kedua kontingen hendak mengikuti kegiatan Sombori Tourism Festival yang akan digelar di desa Mbokita, Kawasan Konservasi Kepulauan Sombori, Kecamatan Menui Kepulauan. Kegiatan yang diselenggarakan oleh BPC HIPPMI bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata tersebut dijadwalkan berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 26-28 November. Saat tiba di dermaga pemberangkatan di desa Lafeu, Kecamatan Bungku Pesisir pada Kamis (25/11), kapal yang akan memberangkatkan kedua kontingen tidak ada. Panitia kegiatan yang berada di lokasi juga tidak memberikan kejelasan jadwal penyeberangan sehingga mereka terkatung-katung beberapa waktu. Setelah berjam-jam menunggu tanpa kepastian, mereka pun memutuskan untuk kembali ke kota Bungku untuk bertolak ke daerah asal.
Kejadian tersebut tak pelak menggemparkan masyarakat Morowali. Di linimasa sosial media, berseliweran postingan kekecewaan dari para peserta yang menyoroti kegagalan panitia Sombori Tourism Festival dalam mengakomodir kegiatan. Senada dengan hal tersebut, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata, Johan Dwirisyanto juga turut mengungkapkan kekesalannya. Dari penuturannya, mereka dijanjikan akan berangkat dari dermaga kota Bungku bukan melalui Bungku Pesisir.
“Di run-down acara tertulis, berangkatnya dari Kota Bungku. Pas sampe sini, malah berangkat dari Bungku Pesisir. Ada itu yang pake baju panitia di pelabuhan hanya mereka juga tidak tahu kapal mana yang disiapkan untuk tamu”, ujarnya
Melihat situasi yang tidak kondusif tersebut, Pemda Morowali mengambil langkah sigap dengan menggelar pentas seni dadakan. Pada acara tersebut, kontingen dari Kabupaten Donggala menampilkan tari bungga (kepiting) yang menceritakan tentang aktivitas bungga di perairan dan mengingatkan manusia untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut yang saat ini mulai tercemar. Sedangkan kontingen dari Kabupaten Poso menampilkan tari ongga (perempuan) yang menceritakan figur seorang tokoh perempuan yang cerdas, anggun, dan berwibawa serta mempunyai semangat untuk membangun kota Poso.
Pada acara tersebut, turut hadir Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Morowali, Amir Aminudin, S.Pd., M.M, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Morowali, Ir. Rizal Badudin, Kepala Bidang kebudayaan Morowali, Nursia Hafid, S.H., M.H, dan pengurus Dewan Adat Tobungku, Sultana Hadie.
Dalam sambutannya, Rizal Badudin menyampaikan permohonan maaf atas kejadian nahas yang dialami oleh kedua kontingen dan berjanji akan memberikan pelayanan terbaik kepada kedua kontingen sebelum kembali ke daerah masing-masing.
“Saya mewakili Pemda Morowali memohon maaf yang sebesar-besarnya atas insiden ini. Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depan dan saudara-saudara saya tetap berkeinginan untuk mengunjungi Morowali”, ucapnya
Dalam kesempatan yang sama, Amir Aminudin juga berterima kasih kepada masyarakat Morowali atas animo besar untuk menyaksikan penampilan kedua kontingen.
“Kehadiran kita adalah penawar rasa lelah dan kecewa mereka”, tuturnya
Selain itu, beliau juga berjanji akan membawa kedua kontingen untuk mengunjungi Pulau Sombori pada acara peringatan HUT Morowali 5 Desember mendatang.
Discussion about this post