Kamputo.com- Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia Morowali (IPPMIM) Makassar menggelar kegiatan diskusi bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali di Ohara Cafe (21/5). Kegiatan dengan tajuk “Esensi Pendidikan dan Kebudayaan di Era Digital” tersebut menghadirkan dua pemateri yaitu Bapak Sunariyo Misnan, M.Pd selaku Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Bapak Kary Marunduh, S.Sos., M.Si selaku sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Morowali.
Kegiatan diskusi sekaligus bazar menuju milad 2 dekade IPPMIM-Makassar tersebut juga turut dihadiri oleh OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) SMA dan SMK dari Kecamatan Bungku Tengah, Bungku Timur, dan Bahodopi.
Dalam upaya melestarikan dan memajukan kebudayaan di Morowali, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa mereka telah menyusun kamus Bahasa Bungku sebagai mata pelajaran muatan lokal untuk diterapkan di sekolah-sekolah se-Kabupaten Morowali. Kamus tersebut rencananya akan direalisasikan pada 2022 mendatang. Selain itu, mereka juga sedang berusaha untuk mendaftarkan Gua Vavompogaro dan Benteng Fafontofure agar dijadikan sebagai Cagar Budaya sesuai dengan UU No. 11 tahun 2010.
“Kami akan selalu mendukung adik-adik pelajar dan mahasiswa yang ingin melestarikan kebudayaan di Morowali. Masukan dan bantuan untuk pengembangan kebudayaan kami butuhkan untuk menyempurkan budaya di Morowali”, ujarnya saat tengah memberikan materi.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kominfo juga menegaskan bahwa mereka akan berupaya untuk menyediakan aplikasi berbasis kebudayaan agar masyarakat bisa memperoleh informasi budaya melalui media digital. Mereka juga tengah mengusahakan pembentukan Morowali TV yang bisa digunakan untuk menyadarkan dan memperkenalkan persoalan budaya ke masyarakat. Sayangnya, program tersebut masih menimbulkan pro-kontra sehingga belum bisa terealisasi dalam waktu dekat.
“Dengan adanya forum diskusi, semoga kita bisa satu pemikiran untuk sama-sama membangun budaya Morowali dan mewujudkan media digital agar seluruh kalangan bisa menerimanya”, tandasnya.
Saat dihubungi oleh Kamputo.com (22/5), Amrin selaku Wakil Ketua IPPMIM-Makassar menuturkan jika kegiatan diskusi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada generasi muda Morowali yang saat ini mengalami degradasi kearifan lokal.
“Kita tidak menolak modernisasi, namun kita jangan sampai lupa dengan budaya kita sendiri yang mana budaya itulah yang seharusnya menjadikan Morowali berbeda dengan daerah lain karena di dalam budaya terkandung nilai-nilai keluhuran yang tidak boleh hilang”, ujarnya dengan tegas.
Nurul Mujahida Rohadatul Ai’sy, Ketua OSIS SMA Negeri 1 Bungku Tengah menyampaikan bahwa Pemda harus menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan agar generasi Morowali bisa memperoleh pendidikan dengan baik tanpa harus mengesampingkan nilai-nilai kebudayaan.
“Kegiatan diskusi seperti ini kalau bisa sering-sering diadakan agar kami sebagai generasi muda bisa memahami budaya Bungku itu seperti apa”, ujarnya.
Kegiatan diskusi ditutup melalui sesi foto bersama dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
Discussion about this post