Dalam kurun waktu dua minggu terakhir, pandemi virus Corona telah menginfeksi ratusan orang di berbagai kota di Indonesia. Juru bicara penanganan Covid-19 Achmad Yurianto setiap hari melaporkan peningkatan korban positif mencapai ratusan orang, demikian pula korban meninggal yang meningkat drastis mengalahkan negara-negara yang mengalami outbreak pertama sebelum Indonesia.
Menyikapi perkembangan Covid-19 yang semakin tidak terkendali, Presiden Jokowi mengarahkan agar secepatnya dilakukan tes kilat atau rapid test Covid-19 pada masyarakat sebelum banyak korban yang terinfeksi. Sebelumnya, pemerintah pusat juga telah mengambil beberapa langkah preventif dengan cara meliburkan sekolah-sekolah, jaga jarak (social distancing), bekerja dari rumah (work from home), beribadah di rumah, dan tidak berkeliaran di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak dan tidak penting.
Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa berupa larangan penyelenggaraan kegiatan majelis taklim, Shalat Jumat, Shalat Taraweh, dan shalat lima waktu secara berjamaah pada daerah dan lokasi-lokasi tertentu selama masa darurat Covid-19.
Selaras dengan keputusan Pemerintah Pusat, Pemerintah Kab. Morowali juga telah mengambil beberapa langkah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Langkah tersebut yaitu meliburkan sekolah-sekolah dan menggantinya dengan metode belajar di rumah mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA terhitung sejak tanggal 17-31 Maret 2020.
Selain itu, Pemda juga turut meniadakan apel pagi/sore, upacara bendera, mengganti absen finger print menjadi absen manual dalam lingkup Aparatur Sipil Negara (ASN), dan menunda kegiatan-kegiatan yang melibatkan massa.
Meskipun sampai hari ini tercatat belum ada satupun yang dinyatakan positif Covid-19 di Morowali, ada hal yang patut mendapat perhatian khusus. Adalah aktivitas pekerja di lingkungan Kawasan Pabrik PT. IMIP di Kec. Bahodopi yang melibatkan puluhan ribu pekerja lokal maupun asing setiap harinya.
Aktivitas kerja para karyawan di Kawasan PT. IMIP baik pekerja dalam negeri maupun Tenaga Kerja Asing (TKA) sangat berpotensi memperluas penyebaran COVID-19. Apalagi baru-baru ini, Pemerintah Pusat malah membuka akses masuk untuk 49 TKA asal China yang sempat menjadi perbincangan publik melalui video yang direkam seorang warga di Kendari, Sulawesi Tenggara, parahnya lagi warga tersebut malah disangka penyebar hoax.
Terlepas dari itu, beberapa jenis aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan di dalam lingkungan PT. IMIP mengharuskan para karyawan melakukan kontak fisik ataupun komunikasi dalam jarak dekat dengan pekerja lainnya. Aktivitas semacam ini sangat rentan menularkan virus Corona ke sesama pekerja. Padahal WHO (World Health Organization) telah menegaskan bahwa jarak aman untuk manusia berinteraksi saat ini yaitu satu meter atau lebih.
Pertanyaannya kemudian, apa yang harus dilakukan oleh Pemda Morowali dan pihak perusahaan dalam mengantisipasi dan menekan penyebaran Covid-19 di area Kawasan Pabrik PT. IMIP? Apakah perusahaan harus meliburkan semua karyawannya selama 14 hari ke depan sesuai instruksi pusat? Jawabannya tentu saja tidak Bambang.
Pemerintah Kab. Morowali harus memikirkan cara untuk mengantisipasi potensi penyebaran dan infeksi besar-besaran yang mungkin terjadi di dalam kawasan PT. IMIP. Jika salah satu dari karyawan saja dinyatakan positif, bukan hanya di kawasan pabrik yang akan menjadi korban, seluruh daerah Morowali akan terkena dampaknya, sebab karyawan-karyawan tersebut juga tinggal di luar kawasan perusahaan dan berbaur langsung dengan penduduk.
Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan tindakan lebih daripada hanya sekadar meliburkan sekolah dan membatasi aktivitas yang melibatkan orang banyak. Pemerintah daerah harus aktif mendorong pemerintah pusat agar secepatnya disediakan alat/lab untuk test Corona secara masal.
Pemerintah harus berani mengecek kapal-kapal yang sampai hari ini masih keluar masuk dari China ke Indonesia lebih tepatnya ke Morowali. Pemerintah juga sebaiknya membuat kebijakan khusus bagi pihak perusahaan agar menyediakan hand sanitizer yang nantinya ditempatkan di kantor-kantor pemerintah, sekolah, tempat ibadah termasuk di lingkungan Kawasan PT. IMIP.
Untuk masyarakat, mari menyelamatkan diri, keluarga, dan semua orang di sekitar kita dengan menjaga kebersihan lingkungan dan membatasi aktivitas yang sifatnya berkumpul secara masal. Karena kita tidak pernah tahu virus itu datang dari mana dan melalui siapa.
*Penulis adalah Ketua Kerukunan Masyarakat Kecamatan Bahodopi (KMKB) Morowali
Discussion about this post